Sabtu, 20 Desember 2014

PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER KARENA PROSES USIA



PERUBAHAN SISTEM KARDIOVASKULER KARENA PROSES USIA

A.    Proses menua pada sistem kardiovaskuler
Proses penuaan meupakan proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor yang dapat mempengaruhinya. Pertumbuhan manusia normal dapat digambarkan seperti gunung. Tahap pertama meningkat, mencapai puncak (saat manusia berumur 20-an), tiba tahap kedua menurun. Dengan sendirinya , jika proses penuaan dapat dihentikan saat manusia berada di puncak, kemudaannya akan bertambah.
Banyak  teori yang menjelaskan mengenai proses penuaan sel antara lain teori Telomere, Teori “wear-and tear”, Teori Mutasi Somatik, Teori “akumulasi kesalahan” ,Teori akumulasi sampah, Teori autoimun, teori “Aging-Clock”, Teori “Cross-Linkage”, Teori “radikal bebas “,Mitohormesis.Dan sekarang yang paling sering dianut adalah teori Telomer. Namun demikian proses penuaan sel adalah multifaktorial baik secara intrinsik maupun ekstrinsik.
Dengan mengetahui proses penuaan ini, banyak orang yang berusaha untuk menghindari dari proses penuaan tersebut dengan munculnya produk- produk “Anti Aging”. Dimana produk yang paling sering digunakan adalah produk yang memakai teori “Free-Radical”.
Seiring dengan meningkatnya angka harapan hidup dapat kita perkirakan juga akan adanya peningkatan pada prevalensi-prevalensi penyakit yang terjadi pada orang tua. Penyakit jantung pada orang tua merupakan masalah global yang sampai saat ini masih menjadi salah satu prioritas utama. Hal ini dikarenakan penyakit jantung adalah merupakan penyebab terbesar mortalitas, morbiditas dan disabilitas pada orang tua.



B.     Perubahan Fisiologis Jantung Akibat Penuaan
Proses menua akan menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular. Hal ini pada akhirnya juga akan menyebabkan perubahan pada fisiologi jantung. Perubahan fisiologi jantung ini harus kita bedakan dari efek patologis yang terjadi karena penyakit lain, seperti pada penyakit coronary arterial disease yang juga sering terjadi dengan meningkatnyaumur.

Ada sebuah masalah besar dalam mengukur dampak menua terhadap fisiologi jantung, yaitu mengenai masalah penyakit laten yang terdapat pada lansia. Hal ini dapat dilihat dari prevalensi penyakit CAD pada hasil autopsi, di mana ditemukan lebih dari 60% pasien meninggal yang berumur 60 tahun atau lebih, mengalami 75% oklusi atau lebih besar, pada setidaknya satu arteri koronaria. Sedangkan pada hasil pendataan lain tercatat hanya sekitar 20% pasien berumur >80 tahun yang secara klinis mempunyai manifestasi CAD. Jelas hal ini menggambarkan bahwa pada sebagian lansia, penyakit CAD adalah asimptomatik.

Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian mengenai efek fisiologis menua pada jantung. Kita harus terlebih dahulu menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti CAD pada sekelompok lansia yang sepertinya sehat. Akan tetapi, tidak semua penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan penyakit laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering menyebabkan terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian.

Penambahan usia tidak menyebabkan jantung mengecil atau atrofi, seperti organ lainnya tetapi malah terjadi hipertropi. Pada usia 30-90 tahun masa jantung bertambah ( ± 1gram per thun pada laki-laki, dan 1,5gram pada perempuan )




C.    Perubahan-perubahan yang terjadi pada Jantung :
1.       Pada miokardium terjadi brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging pigment) pada serat-serat miokardium.
2.       Terdapat fibrosis dan kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari jantung. Selain itu pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan sirkumferens menjadi lebih besar sehingga katup menebal. Bising jantung (murmur) yang disebabkan dari kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
3.       Pada daun dan cincin katup aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumlah inti sel dari jaringan fibrostoma katup, penumpukn lipid, degenerasi kolagen dan kalsifikasi.
4.       Terdapat penurunan daya kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama jantung. Sel-sel dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50%-75% sejak manusia berusia 50 tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi akan terjadi fibrosis. Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat selular. Perubahan ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung.
5.       Terjadi  penebalan dari dinding jantung, terutama pada ventrikel kiri. Ini menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih sedikit walaupun terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian darah ke jantung juga melambat.
6.       Kerjadi iskemia subendokardial dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini disebabkan karena menurunnya perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun.
7.       Elastisitas dinding aorta menurun dengan bertambahnya usia yang disertai bertambahnya kaliber aorta
D.    Perubahan-perubahan yang terjadi pada Pembuluh darah :
1.       Hilangnya elastisitas dari aorta dan arteri-arteri besar lainnya. Ini menyebabkan meningkatnya resistensi ketika ventrikel kiri memompa sehingga tekanan sistolik dan afterload  meningkat. Keadaan ini akan berakhir dengan yang disebut “Isolated aortic incompetence”. Selain itu akan terjadi juga penurunan dalam tekanan diastolik.
2.       Menurunnya respons jantung terhadap stimulasi reseptor ß-adrenergik. Selain itu reaksi terhadap perubahan-perubahan baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun. Perubahan respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya Hipotensi Ortostatik pada lansia.
3.       Dinding kapiler menebal sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan melambat.
E.     Perubahan-perubahan yang terjadi pada Darah :
1.       Terdapat penurunan dari Total Body Water sehingga volume darah pun menurun.
2.       Jumlah Sel Darah Merah (Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga terjadi penurunan jumlah Leukosit yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan resistensi tubuh terhadap infeksi menurun.













DAFTAR PUSTAKA

Darmojo RB. (2004).Buku  Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
Darmojo RB. (2002). Pentalaksanaan Penderita Lanjut Usia Secara Tepadu Medika No. 1 tahun XXVIII. Jakarta: Balai Penrbit FKUI.
Pranaka, Kris. (2011). Geriatri Ilmu Kesehatan Usia Lanjut Edisi Ke-4. Jakarta: Balai  Penerbit FKUI.
Stanley, Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan Gerontik. Jakarta: EGC.

Soejono CH. (2004). Pasien Geriatri dan Permasalahannya Medika No. 5 tahun XXX. Jakarta: EGC.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar