PERUBAHAN SISTEM
KARDIOVASKULER KARENA PROSES USIA
A.
Proses
menua pada sistem kardiovaskuler
Proses penuaan meupakan
proses yang dialami setiap makhluk hidup. Hal ini dapat berlangsung secara
fisiologis maupun patologis. Umur manusia telah ditentukan, namun banyak faktor
yang dapat mempengaruhinya. Pertumbuhan manusia normal dapat digambarkan
seperti gunung. Tahap pertama meningkat, mencapai puncak (saat manusia berumur
20-an), tiba tahap kedua menurun. Dengan sendirinya , jika proses penuaan dapat
dihentikan saat manusia berada di puncak, kemudaannya akan bertambah.
Banyak teori yang menjelaskan
mengenai proses penuaan sel antara lain teori Telomere, Teori “wear-and tear”,
Teori Mutasi Somatik, Teori “akumulasi kesalahan” ,Teori akumulasi sampah,
Teori autoimun, teori “Aging-Clock”, Teori “Cross-Linkage”, Teori “radikal
bebas “,Mitohormesis.Dan sekarang yang paling sering dianut adalah teori
Telomer. Namun demikian proses penuaan sel adalah multifaktorial baik secara
intrinsik maupun ekstrinsik.
Dengan mengetahui proses
penuaan ini, banyak orang yang berusaha untuk menghindari dari proses penuaan
tersebut dengan munculnya produk- produk “Anti Aging”. Dimana produk yang
paling sering digunakan adalah produk yang memakai teori “Free-Radical”.
Seiring
dengan meningkatnya angka harapan hidup dapat kita perkirakan juga akan adanya
peningkatan pada prevalensi-prevalensi penyakit yang terjadi pada orang tua.
Penyakit jantung pada orang tua merupakan masalah global yang sampai saat ini
masih menjadi salah satu prioritas utama. Hal ini dikarenakan penyakit jantung
adalah merupakan penyebab terbesar mortalitas, morbiditas dan disabilitas pada
orang tua.
B.
Perubahan
Fisiologis Jantung Akibat Penuaan
Proses
menua akan menyebabkan perubahan pada sistem kardiovaskular. Hal ini pada
akhirnya juga akan menyebabkan perubahan pada fisiologi jantung. Perubahan
fisiologi jantung ini harus kita bedakan dari efek patologis yang terjadi
karena penyakit lain, seperti pada penyakit coronary arterial disease yang juga
sering terjadi dengan meningkatnyaumur.
Ada
sebuah masalah besar dalam mengukur dampak menua terhadap fisiologi jantung,
yaitu mengenai masalah penyakit laten yang terdapat pada lansia. Hal ini dapat
dilihat dari prevalensi penyakit CAD pada hasil autopsi, di mana ditemukan
lebih dari 60% pasien meninggal yang berumur 60 tahun atau lebih, mengalami 75%
oklusi atau lebih besar, pada setidaknya satu arteri koronaria. Sedangkan pada
hasil pendataan lain tercatat hanya sekitar 20% pasien berumur >80 tahun
yang secara klinis mempunyai manifestasi CAD. Jelas hal ini menggambarkan bahwa
pada sebagian lansia, penyakit CAD adalah asimptomatik.
Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian mengenai efek fisiologis menua pada jantung. Kita harus terlebih dahulu menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti CAD pada sekelompok lansia yang sepertinya sehat. Akan tetapi, tidak semua penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan penyakit laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering menyebabkan terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian.
Hal ini sangat menyulitkan bagi kita dalam mengadakan penelitian mengenai efek fisiologis menua pada jantung. Kita harus terlebih dahulu menyingkirkan kemungkinan penyakit lain seperti CAD pada sekelompok lansia yang sepertinya sehat. Akan tetapi, tidak semua penelitian dilakukan dengan terlebih dahulu menyingkirkan penyakit laten yang mungkin terdapat. Hal inilah yang sering menyebabkan terdapatnya perbedaan dalam hasil pendataan pada sejumlah penelitian.
Penambahan
usia tidak menyebabkan jantung mengecil atau atrofi, seperti organ lainnya
tetapi malah terjadi hipertropi. Pada usia 30-90 tahun masa jantung bertambah (
± 1gram per thun pada laki-laki, dan 1,5gram pada perempuan )
C.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada Jantung :
1.
Pada miokardium terjadi
brown atrophy disertai akumulasi lipofusin (aging pigment) pada serat-serat
miokardium.
2.
Terdapat fibrosis dan
kalsifikasi dari jaringan fibrosa yang menjadi rangka dari jantung. Selain itu
pada katup juga terjadi kalsifikasi dan perubahan sirkumferens menjadi lebih
besar sehingga katup menebal. Bising jantung (murmur) yang disebabkan dari
kekakuan katup sering ditemukan pada lansia.
3.
Pada daun dan cincin katup
aorta perubahan utama terdiri dari berkurangnya jumlah inti sel dari jaringan
fibrostoma katup, penumpukn lipid, degenerasi kolagen dan kalsifikasi.
4.
Terdapat penurunan daya
kerja dari nodus sino-atrial yang merupakan pengatur irama jantung. Sel-sel
dari nodus SA juga akan berkurang sebanyak 50%-75% sejak manusia berusia 50
tahun. Jumlah sel dari nodus AV tidak berkurang, tapi akan terjadi fibrosis.
Sedangkan pada berkas His juga akan ditemukan kehilangan pada tingkat selular. Perubahan
ini akan mengakibatkan penurunan denyut jantung.
5.
Terjadi penebalan dari dinding jantung, terutama pada
ventrikel kiri. Ini menyebabkan jumlah darah yang dapat ditampung menjadi lebih
sedikit walaupun terdapat pembesaran jantung secara keseluruhan. Pengisian
darah ke jantung juga melambat.
6.
Kerjadi iskemia subendokardial
dan fibrosis jaringan interstisial. Hal ini disebabkan karena menurunnya
perfusi jaringan akibat tekanan diastolik menurun.
7.
Elastisitas dinding aorta
menurun dengan bertambahnya usia yang disertai bertambahnya kaliber aorta
D.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada Pembuluh darah :
1.
Hilangnya elastisitas dari
aorta dan arteri-arteri besar lainnya. Ini menyebabkan meningkatnya resistensi
ketika ventrikel kiri memompa sehingga tekanan sistolik dan afterload meningkat. Keadaan ini akan berakhir dengan yang
disebut “Isolated aortic incompetence”. Selain itu akan terjadi juga penurunan
dalam tekanan diastolik.
2.
Menurunnya respons jantung
terhadap stimulasi reseptor ß-adrenergik. Selain itu reaksi terhadap
perubahan-perubahan baroreseptor dan kemoreseptor juga menurun. Perubahan
respons terhadap baroreseptor dapat menjelaskan terjadinya Hipotensi Ortostatik
pada lansia.
3.
Dinding kapiler menebal
sehingga pertukaran nutrisi dan pembuangan melambat.
E.
Perubahan-perubahan
yang terjadi pada Darah :
1.
Terdapat penurunan dari
Total Body Water sehingga volume darah pun menurun.
2.
Jumlah Sel Darah Merah
(Hemoglobin dan Hematokrit) menurun. Juga terjadi penurunan jumlah Leukosit
yang sangat penting untuk menjaga imunitas tubuh. Hal ini menyebabkan
resistensi tubuh terhadap infeksi menurun.
DAFTAR PUSTAKA
Darmojo
RB. (2004).Buku Ajar Geriatri. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
Darmojo
RB. (2002). Pentalaksanaan Penderita
Lanjut Usia Secara Tepadu Medika No. 1 tahun XXVIII. Jakarta: Balai Penrbit
FKUI.
Pranaka,
Kris. (2011). Geriatri Ilmu Kesehatan
Usia Lanjut Edisi Ke-4. Jakarta: Balai
Penerbit FKUI.
Stanley,
Mickey. (2006). Buku Ajar Keperawatan
Gerontik. Jakarta: EGC.
Soejono
CH. (2004). Pasien Geriatri dan
Permasalahannya Medika No. 5 tahun XXX. Jakarta: EGC.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar