Minggu, 21 Desember 2014

PENDEKATAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGKAJIAN

PENDEKATAN BERPIKIR KRITIS PADA PENGKAJIAN


            Pengkajian adalah proses pengumpulan data secara sistematis yang bertujuan untuk menentukan status kesehatan dan fungsional klien serta untuk menentukan pola respon klien saat ini dan waktu sebelumnya (Carpenito-Moyet.2005).Meliputi dua tahap :
-          Mengumpulkan dan verifikasi data dari sumber primer(klien) dan sumber sekunder (keluarga, tenaga kesehatan, rekam medis).
-          Analisa seluruh data sebagai dasar untuk menegakkan diagnosa keperawatan, mengidentifikasi berbagai masalah yang saling berhubungan dan mengembangkan rencana perawatan yang sifatnya individual.
Tujuan dari pengkajian adalah untuk menyusun data dasar (database) mengenai kebutuhan, masalah kesehatan dan respons klien terhadap masalah. Data harus menunjukkan pengalaman yang berhubungan praktek kesehatan, tujuan, nilaidan harapan terhadap sistem pelayanan kesehatan.
            Berpikir kritis sangat penting dalam pengkajian karena dapat membantu memperluas pandangan dalam membuat kesimpulan atau mengambil keputusan terkait kondisi kesehatan klien. Saat mengumpulkan data mengenai klien, akan menggunakan pengetahuan yang terkait , mengingat kembali pengalaman klinis sebelumnya, menerapkan standar praktik untuk membimbing membuat pengkajian yang benar dan bermanfaat.(Potter-Perry.2005)
Pengetahuan akan : proses penyebab penyakit, pertumbuhan dan perkembangan normal,fisiologi dan psikologi normal, hasil pengkajian normal, promosi kesehatan, keterampilan mengkaji, keterampilan berkomunikasi.
Pengalaman akan : pengalaman merawat klien sebelumnya, validasi pengkajian,observasi teknik pengkajian.
Perilaku akan : ketekunan,keadilan,integritas diri, kreativitas.
Standar akan : standar praktek keperawatan ANA, standar praktek khusus, standar intelektual pengukuran.
            Penggunaan keterampilan komunikasi yang baik dan memakai standar intelektual pemikiran kritis membuat dapat mengumpulkan data yang lengkap dan akurat serta relevan. Pengalaman klinis sebelumnya akan mempengaruhi keterampilan untuk mengkaji. Validasi hasil pengkajian yang abnormal dan observasi pribadi terhadap pengkajian yang dilakukan oleh seorang proff ahli dapat membantu kita menjadi pengkajian yang kompeten. Juga akan belajar menerapkan standar praktik dan standar normal yang sudah diakui untuk data pemeriksaan fisik pada saat memeriksa klien. Gunakanlah pemikiran kritis seperti rasa ingin tahu, ketekunan dan percaya diri untuk memastikan melengkapi data yang komperehensif.
Pengumpulan Data
Pada saat mulai mengkaji, berpikirlah kritis tentang apa yang dinilai. Tentukan pertanyaan atau pengukuran apa yang sesuai. Saat bertemu klien, lakukan observasi singkat. Biasanya didasarkan pada situasi pengobatan.
Tanda (cue) adalah informasi yang kita dapatkan melalui pemeriksaan. Inferensi adalah keputusan atau interpretasi terhadap tanda-tanda tersebut. Berusahalah untuk selalu menginterpretasi karena semua tanda penting yang diperoleh dari klien untuk membantu melakukan pengkajian.
Setelah observasi singkat lalu fokuskan pengkajian pada tanda penting dan pola data yang mengidentifikasikan adanya masalah. Terdapat dua pendekatan untuk melakukan pengkajian yang komperehensif, yakni :
1.      Melibatkan penggunaan format data dasar yaitu berdasarkan konsep teori yang sudah diterima secara luas atau standar praktik.
2.      Pendekatan berorientasi masalah.Fokus pada situasi klien saat ini dan mulai dengan maslah yang ada.
Kemudian ajukan pertanyaan berikutnya untuk memperjelas atau memperluas pengkajian. Pastikan untuk selalu mendapatkan informasi atau tanda sebelum mendapatkan kesimpulan. Kesimpulan yang akan membimbing untuk mengajukan pertanyaan berikutnya. Informasi yang didapat akan berkembang menjadi rangkaian pertanyaan atau observasi tambahan.
Terdapat dua sumber data utama, yaitu:
a.       Data Subyektif adalah deskripsi verbal klien mengenai masalah kesehatannya. Biasanya berupa perasaan, persepsi dan keluhan gejala.
b.      Data Objektif adalah hasil observasi atau pengukuran dari data status kesehatan klien. Pengukuran data objektif adalah berdasarkan standar yang telah diakui atau karakteristik perilaku.
Sumber data dapat berasal dari :
a.       Klien, merupakan sumber informasi terbaik.
b.      Keluarga dan kerabat lainnya, merupakan sumber data primer untuk anak, bayi, orang dewasa yang sakit kritis, gangguan mental, disorientasi atau tidak sadar. Mereka juga merupakan sumber informasi sekunder.
c.       Tim Kesehatan
d.      Rekam Medis
e.       Catatan lain dan literatur
f.       Pengalaman perawat
Adapun metode pengumpulan data yang dapat dilakukan adalah :
a.       Wawancara, terdapat 3 fase yaitu fase orientasi, fase kerja dan fase terminasi. Diperlukan teknik komunikasi yang baik pada tahap ini.
b.      Riwayat Keperawatan, termasuk di dalamnya adalah informasi biografi, alasan berobat ke fasilitas kesehatan, penyakit saat ini, riwayat kesehatan, riwayat keluarga, keadaan lingkungan, riwayat psikososial, kesehatan spiritual, analisa sistem serta dokumentasi penemuan riwayat.
c.       Pemeriksaan fisik,melibatkan penggunaan teknik inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi dan penciuman. Juga meliputi berat badan, tinggi badan, tanda vital dan pemeriksaan lengkap dari kepala hingga kaki.
d.      Pemeriksaan diagnostik dan laboratorium, membantu mengidentifikasi atau memperjelas kelainan atau penemuan yang didapat pada riwayat keperawatan dan pemeriksaan fisik.

                                      


Referensi :

Potter-Perry, 2009. Fundamental Of Nursing. Edisi 7. Salemba Medika.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar