Kamis, 21 Maret 2013

Askep Ca Mamae


BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar Belakang
Kelenjar payudara merupakan derivatif sel epitel. Struktur anatomi payudara secara garis besar tersusun dari jaringan lemak, lobus dan lobulus (setiap kelenjar terdiri dari 15-25 lobus) yang memproduksi cairan susu, serta ductus lactiferous yang berhubungan dengan glandula lobus dan lobulus yang berfungsi mengalirkan cairan susu, di samping itu juga terdapat jaringan penghubung (konektif), pembuluh darah dan limphe node (Hondermarck, 2003; Bergman et al., 1996). Lobulus dan duktus payudara sangat responsif terhadap estrogen karena sel epitel lobulus dan duktus mengekspresikan reseptor estrogen (ER) yang menstimulasi pertumbuhan, diferensiasi, perkembangan kelenjar payudara, dan mammogenesis (Van De Graaff and Fox, 1995).

Pertumbuhan dan perkembangan kelenjar payudara merupakan suatu seri peristiwa yang melibatkan interaksi berbagai macam tipe sel yang berbeda yang dimulai sejak kelahiran dan terus berlangsung di bawah pengaruh siklus menstruasi dan proses gestasi. Rangkaian peristiwa tersebut diatur oleh interaksi yang kompleks antara berbagai hormon steroid dan faktor pertumbuhan, baik dari sel yang berdekatan dengannya maupun dari komponen dalam lingkungan sel tersebut (faktor pertumbuhan). Stimulasi tersebut akan mempengaruhi perubahan morfologi dan metabolismenya. Kerentanan kelenjar payudara terhadap tumorigenesis dipengaruhi oleh perkembangan normal dari kelenjar itu sendiri yang dikarakterisasi dengan berbagai perubahan dalam proliferasi dan diferensiasi sel payudara (Guyton and Hall, 1996; Kumar, et al., 2000). 

Penelitian menunjukkan bahwa sistem endokrin yang mengontrol perkembangan payudara mempengaruhi risiko terjadinya kanker payudara. Keseimbangan antara proliferasi, diferensiasi dan kematian sel-sel kelenjar payudara berperan penting dalam proses perkembangan tersebut. Gangguan dalam keseimbangan ini akan dapat mengakibatkan terjadinya kanker (Kumar et al., 2000). Beberapa faktor endokrin yang berkaitan dengan faktor risiko adalah obesitas, karena dalam keadaan obesitas terdapat peningkatan produksi estrogen jaringan adipase payudara; peningkatan kadar estrogen endogen dalam darah; kadar androstenedion dan testosteron dalam darah yang lebih tinggi dari normal yang bisa diubah menjadi estrogen estron dan kemudian estradiol; peningkatan kadar estrogen dan androgen dalam urin.          
Estrogen merupakan suatu hormon steroid yang memberikan karakteristik seksual pada wanita, mempengaruhi berbagai organ dan jaringan di antaranya terlibat pada regulasi proliferasi sel dan diferensiasi baik pada wanita atau pria. Estrogen menyebabkan perkembangan jaringan stroma payudara, pertumbuhan sistem duktus yang luas, dan deposit lemak pada payudara (Guyton and Hall, 1996). Diduga paparan yang berlebihan dari estrogen endogen dalam fase kehidupan perempuan berkontribusi dan mungkin merupakan faktor penyebab terjadinya kanker payudara (Yager and Davidson, 2006).
B.     Tujuan
1.      Tujuan Umum
Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk mendapatkan gambaran dan pengalaman yang nyata dalam memberikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara.
2.      Tujuan Khusus
Tujuan khusus dari penulisan makalah ini adalah diharapkan mampu:
a.       Melakukan pengkajian pada klien dengan kanker payudara
b.      Menentukan masalah keperawatan pada klien dengan kanker payudara
c.       Merencanakan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara
d.      Melaksanakan rencana asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara
e.       Melaksanakan evaluasi keperawatan pada klien dengan kanker payudara
f.       Mengidentifikasi kesenjangan yang terdapat antara teori dan kasus
g.      Mengidentifikasi faktor-faktor pendukung, penghambat serta mencari solusi/alternatif pemecahan masalah.
h.      Mendokumentasikan asuhan keperawatan pada klien dengan kanker payudara.
BAB II
                          LANDASAN TEORI
A.    Definisi
Kanker Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara, Hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria. Dari seluruh penjuru dunia, penyakir kanker payudara (Breast Cancer/Carcinoma mammae) diberitakan sebagai salah satu penyakit kanker yang menyebabkan kematian nomer lima (5) setelah ; kaker paru, kanker rahim, kanker hati dan kanker usus. Selain itu, kanker payudara (Carcinoma mammae) didefinisikan sebagai suatu penyakit neoplasma yang ganas yang berasal dari parenchyma. Penyakit ini oleh Word Health Organization (WHO) dimasukkan ke dalam International Classification of Diseases (ICD).

B.     Epidemiologi
Kanker payudara merupakan salah satu jenis kanker yang mempunyai prevalensi cukup tinggi. Kanker payudara dapat terjadi pada pria maupun wanita, hanya saja prevalensi pada wanita jauh lebih tinggi. Diperkirakan pada tahun 2006 di Amerika, terdapat 212.920 kasus baru kanker payudara pada wanita dan 1.720 kasus baru pada pria, dengan 40.970 kasus kematian pada wanita dan 460 kasus kematian pada pria (Anonimc, 2006). Di Indonesia, kanker payudara menempati urutan ke dua setelah kanker leher rahim (Tjindarbumi, 1995). Kejadian kanker payudara di Indonesia sebesar 11% dari seluruh kejadian kanker (Siswono, 2003).
Kanker payudara merupakan salah satu kanker yang paling sering di temukan di Rumah Sakit Kanker Dharmais. Sekitar 40% pasien yang pertama kali datang untuk berobatmerupakan kasus residif, artinya sudah pernah diobati lebih dahulu di tempat lain dan sebagian tidak dengan optimal. Masalah utama yang masih terlihat dalam penanganan kanker payudara di Rumah Sakit Kanker Dharmais adalah sebagian besar pasien datang dengan stadiumlanjut dan tidak sampai 20% kasus yang datang dengan stadium I dan II (Hukom, 2003). Pnenelitian Arlinda Sari Wahyuni (2002) mengungkapkan bahwa dari tahun 1993-1996, penderita kanker payudara yang datang berobat ke RS Kanker Dharmais yang banyak adalah penderita dengan stadium IV: 36 orang (26,3%) dan stadium IIIB:26 orang (19,0%), selebihnya adalah stadium awal.
C.    Etiologi
Penyakit kanker payudara terbilang penyakit kanker yang paling umum menyerang kaum wanita, meski demikian pria pun memiliki kemungkinan mengalami penyakit ini dengan perbandingan 1 di antara 1000. Sampai saat ini belum diketahui secara pasti apa yang menyebabkan kanker ini terjadi.
Adapun beberapa faktor kemungkinannya adalah :
Umur lebih dari 30 tahun (cancer age)
a.       Anak perempuan lahir setelah usia 35 tahun, resikonya 2 kali lebih besar
b.      Nulipara/tidak kawin
c.       Menarche kurang dari 12 tahun
d.      Menoupause datang terlambat (lebih dari 55 tahun)
e.       Pernah operasi tumor jinak payudara
f.       Mendapat terapi hormonal yang lama (kontrasepsi)
g.      Radiasi dinding daada, 2-3 kali lebih tinggi
h.      Riwayat keluarga, 2-3 kali lebih tinggi
i.        Usia, Penyakit kanker payudara meningkat pada usia remaja ke atas.          

D.    Pencegahan
Oleh karena, etiologi kanker payudara bersifat multifaktorial, usaha pencegahan secra mutlak tentu saja tidak mungkin dilaksanakan. Dari faktor predisposisi yang bersifat heredofamilial, jelas tidak dapat dicegah. Bila dalam keluarga da riwayat kanker payudara, maka pemeriksaan dilakukan pada usia yang lebih muda. Untuk faktor predisposisi yang lain dan faktor resiko tinggi, dapat diusahan pengarahan pengaturan siklus hormonal, menghindari atau ,e,perbaiki komposisi menu (rendah lemak) dan kontrol cermat pada golongan resiko tinggi. Kesadaran kepentingan penderita mendeteksi/mengontrol kelainan sedini mungkin (fokus kelainan sekecil mungkin) harus terus-menerus dibangkitkan. SADARI ( periksa payudar sendiri) periodik (usia 20 tahun setiap sebulan sekali) dengan teknik yang benar merupakan ujung tombak, untuk masyarakat luas. CBE (Clinical Breast Examination) atau pemeriksaan payudara oleh tenaga medis yaitu usia 20 tahun minimal setiap 3 tahun dan usia 40 tahun dalam setahun sekali. Pemeriksaan radiologik, untuk yang lebih rendah kecenderungan telah timbul lesi kanker payudara minimal atau lesi prakanker. Diantaranya mamografi setiap tahun pada usia 42 tahun.

E.     Patofisiologi
1.      Transformasi
Sel-sel kanker dibentuk dari sel-sel normal dalam suatu proses rumit yang disebut transformasi, yang terdiri dari tahap inisiasi.
2.      Fase inisiasi
Pada tahap inisiasi terjadi suatu perubahan dalam bahan genetik sel yang memancing sel menjadi ganas. Perubahan dalam bahan genetik sel ini disebabkan oleh suatu agen yang disebut karsinogen, yang bisa berupa bahan kimia, virus, radiasi (penyinaran) atau sinar matahari. Tetapi tidak semua sel memiliki kepekaan yang sama terhadap suatu karsinogen. Kelainan genetik dalam sel atau bahan lainnya yang disebut promotor, menyebabkan sel lebih rentan terhadap suatu karsinogen. Bahkan gangguan fisik menahunpun bisa membuat sel menjadi lebih peka untuk mengalami suatu keganasan.
3.      Fase promosi
Pada tahap promosi, suatu sel yang telah mengalami inisiasi akan berubah menjadi ganas. Sel yang belum melewati tahap inisiasi tidak akan terpengaruh oleh promosi. Karena itu diperlukan beberapa faktor untuk terjadinya keganasan (gabungan dari sel yang peka dan suatu karsinogen).

F.     Klasifikasi
Berdasarkan WHO Histological Classification of breast tumor, kanker payudara diklasifikasikan sebagai berikut:
1.      Non-invasif karsinoma
                                              a          Non-invasif duktal karsinoma
                                              b          Lobular karsinoma in situ


2.      Invasif karsinoma
a.       Invasif duktal karsinoma
                                                          1)        Papilobular karsinoma
                                                          2)        Solid-tubular karsinoma
                                                          3)        Scirrhous karsinoma
                                                          4)        Special types
                                                          5)        Mucinous karsinoma
                                                          6)        Medulare karsinoma
b.      Invasif lobular karsinoma
                                                           1)         Adenoid cystic karsinoma
                                                           2)         karsinoma sel squamos
                                                           3)         karsinoma sel spindel
                                                           4)         Apocrin karsinoma
                                                           5)         Karsinoma dengan metaplasia kartilago atau osseus metaplasia
                                                           6)         Tubular karsinoma
                                                           7)         Sekretori karsinoma
                                                           8)         Lainnya
G.    Stadium
Penyakit kanker adalah suatu keadaan dari hasil penilaian dokter saat mendiagnosis suatu penyakit kanker yang diderita pasiennya, sudah sejauh manakah tingkat penyebaran kanker tersebut baik ke organ atau jaringan sekitar maupun penyebaran ketempat lain. Stadium hanya dikenal pada tumor ganas atau kanker dan tidak ada pada tumor jinak. Untuk menentukan suatu stadium, harus dilakukan pemeriksaan klinis dan ditunjang dengan pemeriksaan penunjang lainnya yaitu histopatologi atau PA, rontgen , USG, dan bila memungkinkan dengan CT scan, scintigrafi, dll. Banyak sekali cara untuk menentukan stadium, namun yang paling banyak dianut saat ini adalah stadium kanker berdasarkan klasifikasi sistem TNM yang direkomendasikan oleh UICC (International Union Against Cancer dari World Health Organization)/AJCC (American Joint Committee On cancer yang disponsori oleh American Cancer Society dan American College of Surgeons).
H.    Pada sistem TNM
TNM merupakan singkatan dari "T" yaitu tumor size atau ukuran tumor , "N" yaitu node atau kelenjar getah bening regional dan "M" yaitu metastasis atau penyebaran jauh. Ketiga faktor T, N, dan M dinilai baik secara klinis sebelum dilakukan operasi, juga sesudah operasi dan dilakukan pemeriksaan histopatologi (PA). Pada kanker payudara, penilaian TNM sebagai berikut:
·         T (tumor size), ukuran tumor:
o    T 0: tidak ditemukan tumor primer
o    T 1: ukuran tumor diameter 2 cm atau kurang
o    T 2: ukuran tumor diameter antara 2-5 cm
o    T 3: ukuran tumor diameter > 5 cm
o    T 4: ukuran tumor berapa saja, tetapi sudah ada penyebaran ke kulit atau dinding dada atau pada keduanya, dapat berupa borok, edema atau bengkak, kulit payudara kemerahan atau ada benjolan kecil di kulit di luar tumor utama
·         N (node), kelenjar getah bening regional (kgb):
o    N 0: tidak terdapat metastasis pada kgb regional di ketiak/aksilla
o    N 1: ada metastasis ke kgb aksilla yang masih dapat digerakkan
o    N 2: ada metastasis ke kgb aksilla yang sulit digerakkan
o    N 3: ada metastasis ke kgb di atas tulang selangka (supraclavicula) atau pada kgb di mammary interna di dekat tulang sternum
·         M (metastasis), penyebaran jauh:
o    M x: metastasis jauh belum dapat dinilai
o    M 0: tidak terdapat metastasis jauh
o    M 1: terdapat metastasis jauh
Setelah masing-masing faktor T, N, dan M didapatkan, ketiga faktor tersebut kemudian digabung dan akan diperoleh stadium kanker sebagai berikut:
·         Stadium 0: T0 N0 M0
·         Stadium 1: T1 N0 M0
·         Stadium II A: T0 N1 M0/T1 N1 M0/T2 N0 M0
·         Stadium II B: T2 N1 M0 / T3 N0 M0
·         Stadium III A: T0 N2 M0/T1 N2 M0/T2 N2 M0/T3 N1 M0/T2 N2 M0
·         Stadium III B: T4 N0 M0/T4 N1 M0/T4 N2 M0
·         Stadium III C: Tiap T N3 M0
·         Stadium IV: Tiap T-Tiap N-M1
I.       Manifestasi Klinik
Bagi anda yang merasakan adanya benjolan aneh disekitar jaringan payudara atau bahkan salah satu payudara tampak lebih besar, Sebaiknya cepat berkonsultasi kepada dokter. Benjolan ini umumnya tidak menimbulkan rasa sakit, mulai dari ukuran kecil yang kemudian menjadi besar dan teraba seperti melekat pada kulit. Beberapa kasus terjadi perubahan kulit payudara sekitar benjolan atau perubahan pada putingnya.           

Saat benjolan mulai membesar, barulah menimbulkan rasa sakit (nyeri) saat ditekan. Jika dirasakan nyeri pada payudara dan puting susu yang tidak kunjung hilang, sebaiknya segera memeriksakan diri kedokter. Puting susu yang mengkerut kedalam, yang tadinya berwarna merah muda dan akhirnya menjadi kecoklatan bahkan adanya oedema (bengkak) sekitar puting merupakan salah satu tanda kuat adanya kanker payudara. Hal lain adalah seringnya keluar cairan dari puting susu ketika tidak lagi menyusui bayi anda.

  Diagnosa Penyakit Kanker Payudara
Penyakit kanker payudara dapat diketahui dengan pasti dengan cara pengambilan sample jaringan sel payudara yang mengalami pembenjolan (tindakan biopsi). Dengan cara ini akan diketahui jenis pertumbuhan sel yang dialami, apakah bersifat tumor jinak atau tumor ganas (kanker).

  Type Penyakit Kanker Payudara       
Melalui pemeriksaan yang di sebut dengan mammograms, maka type kanker payudara ini dapat dikategorikan dalam dua bagian yaitu :


Kanker payudara non invasive, kanker yang terjadi pada kantung (tube) susu {penghubung antara alveolus (kelenjar yang memproduksi susu) dan puting payudara}. Dalam bahasa kedokteran disebut 'ductal carcinoma in situ' (DCIS), yang mana kanker belum menyebar ke bagian luar jaringan kantung susu.

Kanker payudara invasive, kanker yang telah menyebar keluar bagian kantung susu dan menyerang jaringan sekitarnya bahkan dapat menyebabkan penyebaran (metastase) kebagian tubuh lainnya seperti kelenjar lympa dan lainnya melalui peredaran darah.

J.      Prognosis
Prognosis berarti kemungkinan perkembangan penyakit pada masa yang akan datang berdasarkan fakta-fakta relevan pada kasus tersebut. Semua temuan dari pemeriksaan klinis dan investigasi dan laporan patologi adalah penting dan harus dipertimbangkan bersama-sama untuk memutuskan prognosis individu kasus kanker payudara. Stadium klinis merupakan indikator terbaik untuk menentukan prognosis terbaik pada penyakit ini.
Angka kelangsungan hidup 5 tahun pada kanker payudara yang telah menjalani pengobatan yang sesuai mendekati 95% untuk stadium 0, 88%  stadium I, 66% stadium II, 36% stadium III, 7%  stadium IV.
K.    Pemeriksaan Penunjang
1.      Mamografi
Pesawat mamografi mempunyai prinsip kerja yang sama dengan pesawat sinar X biasa, tujuan utamanya adalah memperoleh gambaran/bayangan struktur jaringan lunak payudara, oleh karena itu pesawat mamografi dibuat dengan kilovoltage rendah (20-30 KV) miliampere yang tinggi (300 mA) dan waktu ekspos yang panjang (5-7detik). Jarak film 30-36 inci dengan film butiran emulsi yang halus dan berkecepatan tinggi. Tekniknya ialah kompresi payudara untuk mendapatkan distribusi dosis yang merata pada payudara. Keterbatasan mamografi adalah ketidaknyaman pasien pada saat kompresi, nyeri, dan sulit dievaluasi pada  dense breast. Indikasi mamografi :
                                              a          Setiap kelainan benjolan di daerah payudara kemungkinan dapat dibedakan ganas/jinak.
                                              b          Keluhan rasa tidak enak (tegang/sakit) pada payudara.
                                              c          Adanya pembesaran kelenjar getah bening aksila.
                                              d          Mempunyai riwayat resiko keganasan.
                                              e          Pemeriksaan penyaring (screening) terutama pada wanita berumur di atas 35 tahun atau yang cancer phobia guna mencari keadaan dini.
                                              f           follow up pasien-pasien pasca operatif/masektomi dengan kemungkinan kambuh.keganasan payudara yang kontralateral.

2.      Ultrasonografi
Prinsip kerja USG ialah pengiriman getaran/gelombang suara berfrekuensi tinggi di luar kemampuan pendengaran manusia (1,5-7 MHz) ke dalam jaringan trubuh yang berbeda kepadatannya, maka gelomabng suara yang dipantulkan kembali kan berbeda pula intensitasnya yang ditangkap alat transducer untuk dikonfirmasi dalam bentuk gambar sehingga dapat membedakan massa bersifat padat atau kistik. Pemeriksaan USG dilakukan pemeriksaan awal pada usia , 35 tahun, penuntun biopsi atau preoperasi, suplemen screening pada dense breast, evaluasi KGB, dan memnedakan rekuensi dengan ukur. Keterbatasan USG ialah bukan penggangti mamografi untuk screening, sulit mendeteksi mikroklasifikasi, sulit mengukur respon terapi terutama tumor ukuran besar, dan sulit evaluasi ada tidaknya ruptur pada pasien dengan implan.

3.      Magnetic Resonance Imaging (MRI)
Sebagai alat diagnostik tambahan atas kelainan yang didapatkan pada mammografi, lesi payudara lain dapat dideteksi. Akan tetapi, jika pada pemeriksaan klinis dan mammografi tidak didapat kelainan, maka kemungkinan untuk mendiagnosis karsinoma mammae sangat kecil.MRI sangat sensitif tetapi tidak spesifik dan tidak seharusnya digunakan untuk skrining. Sebagai contoh, MRI berguna dalam membedakan karsinoma mammae yang rekuren atau jaringan parut. MRI juga bermanfaat dalam memeriksa mammae kontralateral pada wanita dengan karsinoma payudara, menentukan penyebaran dari karsinoma terutama karsinoma lobuler atau menentukan respon terhadap kemoterapi neoadjuvan.

4.      Biopsi
Fine-needle aspiration biopsy (FNAB) dilanjutkan dengan pemeriksaan sitologi merupakan cara praktis dan lebih murah daripada biopsi eksisional dengan resiko yang rendah. Teknik ini memerlukan patologis yang ahli dalam diagnosis sitologi dari karsinoma mammae dan juga dalam masalah pengambilan sampel, karena lesi yang dalam mungkin terlewatkan. Insidensi false-positive dalam diagnosis adalah sangat rendah, sekitar 1-2% dan tingkat false-negative sebesar 10%. Kebanyakan klinisi yang berpengalaman tidak akan menghiraukan massa dominan yang mencurigakan jika hasil sitologi FNA adalah negatif, kecuali secara klinis, pencitraan dan pemeriksaan sitologi semuanya menunjukkan hasil negatif. Large-needle (core-needle) biopsy mengambil bagian sentral atau inti jaringan dengan jarum yang besar. Alat biopsi genggam menbuat large-coreneedle biopsy dari massa yang dapat dipalpasi menjadi mudah dilakukan di klinik dan cost-effective dengan anestesi lokal.

Open biopsy dengan lokal anestesi sebagai prosedur awal sebelum memutuskan tindakan defintif merupakan cara diagnosis yang paling dapat dipercaya. FNAB atau core-needle biopsy, ketika hasilnya positif, memberikan hasil yang cepat dengan biaya dan resiko yang rendah, tetapi ketika hasilnya negatif maka harus dilanjutkan dengan open biopsy. Open biopsy dapat berupa biopsy insisional atau biopsi eksisional. Pada biopsy insisional mengambil sebagian massa payudara yang dicurigai, dilakukan bila tidak tersedianya core-needle biopsy atau massa tersebut hanya menunjukkan gambaran DCIS saja atau klinis curiga suatu inflammatory carcinoma tetapi tidak tersedia core-needle biopsy. Pada biopsi eksisional, seluruh massa payudara diambil.




L.     Penatalaksanaan Medis
Penanganan dan pengobatan penyakit kanker payudara tergantung dari type dan stadium yang dialami penderita. Umumnya seseorang baru diketahui menderita penyakit kanker payudara setelah menginjak stadiun lanjut yang cukup parah, hal ini disebabkan kurangnya pengetahuan atau rasa malu sehingga terlambat untuk diperiksakan kedokter atas kelainan yang dihadapinya.           

1.
Pembedahan, Pada kanker payudara yang diketahui sejak dini maka pembedahan adalah tindakan yang tepat. Dokter akan mengangkat benjolan serta area kecil sekitarnya yang lalu menggantikannya dengan jaringan otot lain (lumpectomy). Secara garis besar, ada 3 tindakan pembedahan atau operasi kanker payudara diantaranya ;     

- Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan sebagian dari payudara (lumpectomy). Operasi ini selalu diikuti dengan pemberian radioterapi. Biasanya lumpectomy direkomendasikan pada pasien yang besar tumornya kurang dari 2 cm dan letaknya di pinggir payudara.      
- Total Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara saja, tetapi bukan kelenjar di ketiak.     
- Modified Radical Mastectomy, yaitu operasi pengangkatan seluruh payudara, jaringan payudara di tulang dada, tulang selangka dan tulang iga, serta benjolan di sekitar ketiak.    

2. Radiotherapy (Penyinaran/radiasi), yaitu proses penyinaran pada daerah yang terkena kanker dengan menggunakan sinar X dan sinar gamma yang bertujuan membunuh sel kanker yang masih tersisa di payudara setelah operasi. Tindakan ini mempunyai efek kurang baik seperti tubuh menjadi lemah, nafsu makan berkurang, warna kulit di sekitar payudara menjadi hitam, serta Hb dan leukosit cenderung menurun sebagai akibat dari radiasi.        

3. Therapy Hormon, Hal ini dikenal sebagai 'Therapy anti-estrogen' yang system kerjanya memblock kemampuan hormon estrogen yang ada dalam menstimulus perkembangan kanker pada payudara.     

4. Chemotherapy, Ini merupakan proses pemberian obat-obatan anti kanker dalam bentuk pil cair atau kapsul atau melalui infus yang bertujuan membunuh sel kanker. Sistem ini diharapkan mencapai target pada pengobatan kanker yang kemungkinan telah menyebar kebagian tubuh lainnya. Dampak dari kemoterapy adalah pasien mengalami mual dan muntah serta rambut rontok karena pengaruh obat-obatan yang diberikan pada saat kemoterapi.      

5. Pengobatan Herceptin, adalah therapy biological yang dikenal efektif melawan HER2-positive pada wanita yang mengalami kanker payudara stadium II, III dan IV dengan penyebaran sel cancernya.

  Pencegahan Penyakit Kanker Payudara        
Bagi anda yang merasakan ada hal yang tampak berbeda pada payudara, segeralah memeriksakannya ke dokter jangan sampai terlambat. Misalnya adanya pembesaran sebelah, adanya benjolan disekitar payudara, nyeri terus menerus pada puting susu dan sebagainya seperti pada keterangan tanda dan gejala payudara di atas
. Tindakan lain yang bisa anda lakukan adalah Hindari kegemukan, Kurangi makan lemak, Usahakan banyak mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin A dan C, Jangan terlalu banyak makan makanan yang diasinkan dan diasap, Olahraga secara teratur, dan Check-up payudara sejak usia 30 tahun secara teratur.








BAB III

A.    Pengkajian
1.      Anamesis
Didahului dengan pencatatan identitas penderita secara lengkap. Keluhan utama penderita dapat berupa : massa tumor di payudara, rasa sakit, cairan dari puting susu, adanya ekzema sekitar areola, keluhan dimpling, kemerahan, ulserasi atau adanya peau d’orange, keluhan pembesaran KBG aksilla atau tanda metastasis jauh. Adanya tumor ditentukan sejak beberapa lama, cepat atau tidak membesar, desertai sakit atau tidak. Biasanya tumor pada proses  keganasan atau kanker payudara, mempunyai ciri dengan batas yang irregular, tumbuh progresif cepat membesar dan jika sudah lanjut akan ditemukan tanda-tanda yang tercantum dalanm kriteria operabilitas Haagensen. Pengaruh siklus mensturasi terhadap keluhan tumor dan perubahan ukuran tumor, kawin atau tidak,  jumlah anak, disusukan atau tidak, riwayat penyakit kanker dalam keluarga, obat-obatan yang pernah dipakai terutama yang bersifat hormonal, apakah pernah operasi payudara dan obsetri ginekologi, tanda-tanda umum tentang nafsu makan dan penurunan berat badan.
2.      Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan payudara baiknya dilakukan setelah mensturasi labih kurang satu minggu dari hari pertama mensturasi.Penderita duduk dengan tangan jatuh bebas ke samping, dan pemeriksa berdiri di depan dalam posisi yang lebih kurang sama tinggi. Pada inspeksi dilihat, simetri payudara kiri-kanan, kelainan papila, letak dan bentuknya, adakah retraksi puting susu, kelainan kulit, tanda-tanda radang. Menetapkan keadaan tumor dengan menetapkan kuadran tumor, ukuran tumor,konsistensi,batas-batas tumor tegas atau tidak tegas, mobilitas tumor terhadap kulit dan m.pektoralis atau dinding dada. Pada perabaan ditentukan besar,konsistensi,jumlah,apakah berfiksasi satu sama lain atau tidak.
3.      Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan pembantu untuk diagnostik yaitu dengan mamografi dan USG.         

B.     Analisa Data
Data Subjektif : Klien mengatakan ada benjolan pada payudara kiri sejak 5 bulan yang lalu tanpa disertai rasa nyeri serta tidak mengalami gangguan saat berakitivitas. Klien mengatakan melahirkan anak pertama saat umur 19 tahun ,klien tidak menggunakan KB, siklus mensturasi teratur, dan tidak ada riwayat penyakit kanker pada keluarga.
Data Objektif : .Payudara tidak simetris, tidak tampak kelainan pada kulit payudara, tidak ada cairan dari payudara. Pada payudara kiri  teraba benjolan dengan 3x2 cm, konsistensi keras, berbatas tegas dan sulit digerakkan dari jaringan sekitarnya, dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening sebelah kanan. Pada payudara kanan tidak teraba benjolan.

C.     Prioritas Masalah
1. Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena didiagnosis kanker payudara dan prognosi atau pengobatan yang tidak pasti.
2. Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan kanker payudara seperti hilangnya payudara, kesehatan, penghasilan, pekerjaan, intimasi, hubungan, dan harapan-harapan hidup.
3. Perubahan seksualitas berhubungan dengan dampak kehilangan payudara/kehilangan gambaran dan/atau proses penyakit terhadap hubungan seksual.
4. Takut berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, perubahan gambaran payudara atau kehilangan karena pengobatan dan prognosis yang tidak pasti.
5. Kurang pengetahuan berhubungan dengan kanker payudara  dan pilihan pengobatan.
6. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan payudara dan/atau perubahan gambaran masektomi.


D.    Perencanaan
1.      Ansietas berhubungan dengan ancaman yang dirasakan pada diri sendiri karena didiagnosis kanker payudara dan prognosi atau pengobatan yang tidak pasti.
Tujuan pasien mengungkapkan perasaan tidak menentu, ketakutan,kuatir, kurang atau tidak bisa tidur, gelisah dan tanda-tanda ansietas lainnya.
2.      Berduka antisipasi berhubungan dengan kehilangan kanker payudara seperti hilangnya payudara, kesehatan, penghasilan, pekerjaan, intimasi, hubungan, dan harapan-harapan hidup.
Tujuan pasien mengeluh atau mengungkapkan ekspresi dan/atau kesedihan atau kehilangan atau kekuatiran berlebihan terhadap kehilngan pekerjaan, penghasilan, atau hidup.
3.      Perubahan seksualitas berhubungan dengan dampak kehilangan payudara/kehilangan gambaran dan/atau proses penyakit terhadap hubungan seksual.
Tujuan pasien mengatakan adanya perubahan pada pola seksualitas atau hubungan seksual berkaitan dengan dampak kehilangan payudara atau gambaran yang kurang baik pada payudara.
4.      Takut berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, perubahan gambaran payudara atau kehilangan karena pengobatan dan prognosis yang tidak pasti.
Tujuan tidak memenuhi kebutuhan dasar, keletihan, mengeluh tidak mampu mengatasi dan/atau takut.
5.      Kurang pengetahuan berhubungan dengan kanker payudara  dan pilihan pengobatan.
Tujuan pasien bertanya tentang kanker payudara dan/atau pengobatannya.
Kriteria Hasil : pasien dapat berperan serta dalam mengambil keputusan tentang pengobatan kanker payudara
Tindakan : Penyuluhan proses penyakit untuk membantu pasien untuk memahami informasi yang berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik.
-       Kaji pengetahuan pasien/keluarga mengenai kanker payudara dan anjuran pengobatannya.
-       Jelaskan patofisiologi dari kanker payudara sesuai kebutuhan
-       Hindari pemberian janji-janji yang tidak mungkin
-       Berikan informasi tentang pilihan pengobatan yang sesuai.
-       Diskusikan mengenai pilihan terapi seperti masektomi segmental atau radikal yang dimodifikasi seperti biopsi
-       Tingkatkan diskusi mengenai persoalan-persoalan dengan memberitahukan dokter sesuai dengan kebutuhan.
-       Beritahu pasien.keluarga mengenai sumber-sumber dukungan masyarakat yang ada untuk wanita dengan kanker payudara
-       Berikan bahan tulisan mengenai organisasi komunitas, kanker payudara, dan pengobatan.
-       Ajarkan pentingnya melakuakn sarari pada payudar ayng masih ada.\
-       Ajarkan pentingnya mengikuti jadwal pengobatan yang telah ditentukan dan prosedur evaluasi secara rutin.
6.      Gangguan citra tubuh berhubungan dengan kehilangan payudara dan/atau perubahan gambaran masektomi.
Tujuan pasien mengungkapkan masalahnya tentang kehilangan payudara atau bentuk payudara yang buruk karena pembedahan dan/atau terapi radiasi.
Kriteria Hasil : pasien mampu mengatasi kehilngan payuadaranya.
           Tindakan :
                                                                                 a          Anjurkan pasien untuk mengungkapkan perasaannya tentang diagnosa kanker payudara, pengobatnnya, dan dampak yang diharapkan atas gaya hidup.
                                                                                 b          Evaluasi perasaan pasien mengenai kehilngan payudara pada identitas seksual,hubungan dan citra tubuhnya.
                                                                                 c          Bantu pasien untuk memisahkan penampilan fisik dari perasaan makna diri.
                                                                                 d          Berikan kesempatan pasien terhadap rasa berduka atas kehilangan/perubahan bentuk payudara dan untuk mengatasi kehilngan tersebut.
                                                                                 e          Izinkan pasien untuk mengungkapkan emosi negatifnya seperti marah dan bersalah.
                                                                                 f           Pantau kemampuan pasien untuk melihat/mengenal payudara yang sakit.
                                                                                 g          Anjurkan komunikasi terbuka antara pasien dan keluarga ats kehilangan/perubahan payudara dan damapk penyakitnya.
                                                                                 h          Diskusikan mengenai proses payudara jika perlu
                                                                                  i           Diskusikan pilihan mungkin terhadap rekonstruksi jika perlu.
                                                                                  j           Anjurkan mengunjungi orang yang telah mempunyai masalah yang sama dengan kemampuan koping yang baik.
                                                                                 k          Beritahu sumber-sumber yang ada di komunitas seperti pusat rehabilitasi, untuk wanita dengan kanker payudara.
                                                                                  l           Berikan bahan rujukan tertulis mengenai organisasi di masyarakat, kanker payudara, dan pengobatannya.
                                                                                m         Ajarkan pasien tentang kemungkinan sensasi fantom payudara setalah masektomi (nyeri atau sensasi dalam payudara yang sudah tidaka ada lagi)

          E. Evaluasi
1..Klien menyataka sdah memahami penyakitnya.
2. Klien mengnngkapkan ekspresi dan pikirannya
3. Klien mamp mengnkapkan perasaannya.
4. Klien mamp Pasien mendemontrasikan kemampuan untuk mengatasi
    kalainan penurunan fungsi seksual dan reproduksi.
5. Kurang pengetahuan terdiri dari  ;
                                                                        a          Mampu mengidentifikasi jenis kanker payudara dan rasional pengobatannya.
                                                                       b          Menjelaskan kemungkinana efek samping dari pengobatan dan tindakan-tindakan perawatan diri.
                                                                        c          Mampu mengidentifikasi wajtu secara tepat untuk memberitahu melakukan evaluasi.
                                                                       d          Mendemonstrasikan sarari secara tepat.
     6.Gangguan citra tubuh terdiri dari :
                                                                        a          Mengidentifikasi sumber-sumber di komunitas yang potensial untuk memenuhi kebutuhan akan pengobatan kanker payudara dan dukungan hidup.
                                                                       b          Mendiskusikan pilihan kosmetik payudara sementara atau permanen.













BAB IV
PENATALAKSANAAN KASUS
ASUHAH KEPERAWATAN PRE OP & POST OP EKSISI + VC DIRUANG MELATI/ KELAS II RS. KANKER DHARMAIS

A.    Pengkajian
1. Identitas Pasien
Nama         : Ny. S
No.RM      : 147212
Umur         : 54 Tahun
Alamat       : Jalan gang seratus no 43 B Rt 05/01 Tanjurat, jagakarsa.
 RESUME ????????
Genogram



 







Keterangan :
: Laki- laki
: Perempuan
: Menikah
: Tinggal serumah
: Meninggal
: klien
                                                                                                              i.      Anamesis/ Keluhan Utama
Klien mengatakan ada benjolan pada payudara kiri sejak 5 bulan yang lalu tanpa disertai rasa nyeri serta tidak mengalami gangguan saat berakitivitas. Klien mengatakan melahirkan anak pertama saat umur 19 tahun .
Pemeriksaan fisik  : kesadaran compos mentis, gizi ckp, tanda-tanda vital meliputi tekanan darah 120/80 mmHg, pernapasan 20 kali/menit, nadi 92 kali/menit, suhu 36,5 C, konjungtiva merah muda
KGB
(aksila/supraklavikula/infraklavikula) tidak teraba, turgor baik, thoraks, bentuk dan gerak simetris, paru                   simetris, ekspansi baik, fremitus kanan kiri baik, vesikuler. bunyi jantung murni reguler, abdomen datar, supel, timpani, hepar dan lien tidak teraba, bising usus (+).
Pemeriksaan pada mammae sinistra meliputi  puting susu (+), tumor (+), ulserasi (+), darah (-), pus (-), batas reguler,
                                                                                                            ii.      Pemeriksaan Penunjang tgl 17 Desember 2012
1.      BONE SCAN : telah dilakukan pemeriksaan Bone Scan TC –99m MDP tidak tampak aktivitas patologis pada seluruh skeletal.
Kesan : Tak tampak kelainan pada Bone scan
2.      SG Abdomen : Hepar besar bentuk dalam batas normal, permukaan rata, tak tampak sol/ lesi fokal, strktur vaskuler dan bilier intrahepatik tak melebar, kandung empedu, lien, dan pancreas tak tampak kelainan. Kedua ginjal besar bentuk dalam batas normal. Pelviokalis tak melebar, aorta dan para aorta tak tampak kelainan.
Kesan : Tak tampak kelaianan pada organ intra abdominal. LAB DARAAAAAAH??????? PENGKAJIAN PERSISTEM?????????? OBAT!!!

B.     Analisa Data
Data Subjektif : Klien mengatakan ada benjolan pada payudara kanan sejak 5 bulan yang lalu tanpa disertai rasa nyeri serta tidak mengalami gangguan saat berakitivitas. Klien mengatakan melahirkan anak pertama saat umur 19 tahun ,
Data Objektif : .Payudara simetris, tidak tampak kelainan pada kulit payudara, tidak ada cairan dari payudara. Pada payudara kiri kuadran superolateral teraba benjolan dengan ukuran 3x2 konsistensi keras, berbatas tegas dan sulit digerakkan dari jaringan sekitarnya, dan tidak teraba pembesaran kelenjar getah bening sebelah kanan. Pada payudara kanan tidak teraba benjolan.

C.    Prioritas Masalah
Pre OP :
1.Cemas berhubungan dengan diagnosis kanker payudara, perubahan gambaran payudara atau kehilangan karena pengobatan dan prognosis yang tidak pasti.
Post OP :
1.      Nyeri berhubungan dengan adanya luka post op eksisi + vc
2.      Resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif.
D.    Perencanaan

1.      Tindakan : Penyuluhan proses penyakit untuk membantu pasien untuk memahami informasi yang berhubungan dengan proses penyakit yang spesifik.
                                                            a          Kaji pengetahuan pasien/keluarga mengenai kanker payudara dan anjuran pengobatannya.
                                                            b          Jelaskan patofisiologi dari kanker payudara sesuai kebutuhan
                                                            c          Hindari pemberian janji-janji yang tidak mungkin
                                                            d          Berikan informasi tentang pilihan pengobatan yang sesuai.
                                                            e          Diskusikan mengenai pilihan terapi seperti masektomi segmental atau radikal yang dimodifikasi seperti biopsi

                                                            f           Beritahu pasien atau keluarga mengenai sumber-sumber dukungan masyarakat yang ada untuk wanita dengan kanker payudara.
                                                            g          Ajarkan pentingnya melakukan sadari pada payudara yang masih ada.
                                                            h          Ajarkan pentingnya mengikuti jadwal pengobatan yang telah ditentukan dan prosedur evaluasi secara rutin.
                                                             i           Berikan motivasi kepada pasien tentang penyakit yang dideritanya saat ini.


E.     Evaluasi
1. Cemas
                                                            a          Mampu mengidentifikasi jenis kanker payudara dan rasional pengobatannya.
                                                            b          Menjelaskan kemungkinana efek samping dari pengobatan dan tindakan-tindakan perawatan diri.
                                                            c          Mampu mengidentifikasi waktu secara tepat dengan memberitahu melalui evaluasi.
F.      Persiapan Pasien Pulang

1. Mengidentifikasi sumber-sumber di komunitas yang potensial untuk memenuhi kebutuhan akan pengobatan kanker payudara dan dukungan hidup.








BAB V
PENUTUP

1.      Kesimpulan
Kanker Payudara adalah suatu penyakit dimana terjadi pertumbuhan berlebihan atau perkembangan tidak terkontrol dari sel-sel (jaringan) payudara.Hal ini bisa terjadi terhadap wanita maupun pria. Adapn diagnose yang sering dijumpai pada penderita dengan kanker payudara meliputi kecemasan, kurang pengetahuan, nyeri, dan gangguan citra tubuh.
2.      Saran
Saran yang akan penulis berikan berdasarkan masalah yang penulis temukan guna memperbaiki dan mempertahankan serta meningkatkan mutu kualitas asuhan keperawatan pada klien kanker payudara yakni memperluas pengetahuan mengenai asuhan keperawatan pada klien dengan memanfaatkan waktu lebih maksimal dalam praktek lapangan sehingga memperoleh pengalaman yang lebih luas untuk meningkatkan keterampilan dalam melaksanakan asuhan keperawatan,lebih membina kerjasama dan komunikasi dengan perawat ruangan dan tim profesional kesehatan lain, meningkatkan dan membina trust kepada klien maupun keluarga dalam mengimplementasikan asuhan keperawatannya, dan memperluas pengetahuan mengenai cara pendokumentasian asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar